Pengertian Simutaga, Rulinda Merapi, Barrataga, Bapalatsu, dan Paman Bataga
Pengertian Simutaga, Rulinda Merapi, Barrataga, Bapalatsu, dan Paman Bataga

Pengertian Simutaga, Rulinda Merapi, Barrataga, Bapalatsu, dan Paman Bataga

Pengertian Simutaga, Rulinda Merapi, Barrataga, Bapalatsu, dan Paman Bataga – Indonesia merupakan wilayah yang rawan akan terjadinya bencana alam. Bencana alam yang mengancam wilayah Indonesia antara lain gempa bumi, gunung berapi, dan tsunami serta pergerakan tanah yang menyebabkan kerugian baik material dan non material.

Meskipun begitu, masih banyak warga-masyarakat Indonesia yang kurang kesadaran untuk membangun rumah yang tahan gempa. Padahal, rumah yang tahan gempa memiliki banyak sekali manfaat dan yang jelas adalah aman.

Kebanyakan dari kita membuat rumah hanya berdasarkan pengalaman saja, bukan berdasarkan perhitungan secara teknis sehingga rumah yang dibangun ala kadarnya saja.

Nah, berhubung dengan hal tersebut, berikut ini adalah beberapa hal yang berkaitan dengan mitigasi bencana dan konsep bangunan tahan gempa. Yuk simak!

Simutaga

Simutaga adalah alat simulasi sederhana bangunan tahan gempa berupa sebuah meja kecil yang terdapat bidang datar diatasnya. Cara kerja simutaga adalah dengan menempatkan model rumah skalatis pada bidang tersebut. Ketika dinyalakan, bidang tersebut bergetar/bergerak ke kanan dan/atau ke kiri. Getaran tersebut diasumsikan sebagai gempa. Besaran getaran tersebut dapat disesuaikan dengan yang diinginkan.

Dengan simulasi ini, akan menunjukkan dampak kerusakan bangunan. Penambahan furniture pada model rumah tersebut akan menambah pemahaman mengenai bagian apa dan mana saja yang dapat digunakan sebagai lokasi berlindung. Penggambaran visual dengan simutaga ini diharapkan dapat mendorong mitigasi yang lebih baik ke depannya.

Alat simulasi sederhana ini dikembangkan oleh Prof. Ir. H. Sarwidi, MSCE., Ph.D, IP-U, guru besar Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta sekaligus salah satu pengarah di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Menurut beliau alat ini mampu menyederhanakan sosialisasi bangunan tahan gempa sebagai bagian dari mitigasi bencana.

Rulinda Merapi

Rulinda merapi adalah ruang lindung darurat merapi. Rulinda Merapi dibangun pada tahun 2004/2005 oleh Dinas Pengairan, Pertambangan, dan Penanggulangan Bencana Alam (P3BA) Kabupaten Sleman.

Konsep Rulinda Merapi dikembangkan oleh Prof. Ir. H. Sarwidi, MSCE., Ph.D, IP-U. Rancangan rulinda berasal dari kesaksian warga yang mengalami musibah letusan Gunung Merapi pada tahun 1994.

Rulinda diperlukan dibuat di titik-titik rawan bencana untuk mengurangi/meminimalkan korban jiwa dan materi. Rulinda merupakan pengembangan dari Bangunan Rumah Rakyat Tahan Gempa (Barrataga) dimana konstruksinya dapat meredam getaran gempa bumi, sehingga potensi rusak/roboh sangat kecil.

Rulinda dibuat dengan kemampuan menahan gempa berkekuatan 7 SR dan tahan panas akibat awan panas merapi yang memiliki sifat tekanan Pyroclastic. Tekanan Pyroclastic adalah hasil letusan gunung berapi yang terdiri atas gas panas, abu vulkanik, dan bebatuan yang bergerak hingga 700 km/h dan mencapai suhu diatas 1000°C.

Barrataga

Barrataga atau Bangunan Rumah Rakyat Tahan Gempa adalah sebuah inovasi bangunan modern tahan gempa yang dikembangkan oleh Prof. Ir. H. Sarwidi, MSCE., Ph.D, IP-U. sejak tahun 2000.

Konsep Barrataga dikembangkan berkelanjutan melalui kajian baik akademik maupun lapangan dari kerusakan-kerusakan bangunan akibat bencana alam (gempa) di Indonesia.

Barrataga memiliki konsep bottom up dan konsep inti berupa penguatan besi tulangan bangunan yang saling mengait sehingga bangunan bisa tahan guncangan gempa.

Rumah ini termasuk inovasi BMW dimana Biaya (B) semurah mungkin, Mutu (M) kekuatannya tinggi/bagus, dan Waktu (W) yang singkat.

Bapalatsu

BAPALATSU atau Bangunan Panggung Lebih Aman Tsunami adalah salah satu karya Prof. Ir. H. Sarwidi, MSCE., Ph.D, IP-U. Konsep ini diterapkan pada wilayah yang rentan/rawan terjadinya tsunami.

Wilayah Indonesia yang rentan akan terjadinya bencana seperti gempa bumi, gunung berapi, dan tsunami mengakibatkan munculnya konsep Bapalatsu ini menjadi salah satu mitigasi dalam bencana tsunami.

Paman Bataga

Paguyuban Mandor Bangunan Tahan Gempa (PAMAN BATAGA) adalah suatu paguyuban yang didirikan oleh Prof. Ir. H. Sarwidi, MSCE., Ph.D, IP-U. Saat ini sudah ada sekitar 400 mandor bangunan (pada tahun 2009) yang telah dilatih pembangunan konsep Barrataga yang dikembangkan di UII.

Para mandor tersebut dilatih dengan prinsip dasar bangunan tahan gempa dan dibekali kemampuan menggunakan bahan-bahan yang ada di lingkungan sekitar. Maksud dari pelatihan ini adalah untuk membuat bangunan tahan gempa dengan mudah dan terjangkau.

Penutup

Sekian artikel mengenai pengertian Simutaga, Rulinda Merapi, Barrataga, Bapalatsu, dan Paman Bataga. Semoga bermanfaat!

 

Kisna Hafizh J.
Seorang Mahasiswa dan Blogger serta part-timer yang ingin membagikan sesuatu hal yang bermanfaat melalui tulisan-tulisan yang dipublish. Kerjasama Bisnis : shxlzn@gmail.com. Note: Tidak diizinkan untuk menyalin tulisan dan gambar tanpa seizin saya.